Selasa, 11 September 2012

Tni AU Satu-Satunya Pertahanan Udara Indonesia

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
 
Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara (TNI-AU) adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang disingkat KASAU yang pada saat ini dijabat oleh Marsekal Imam Sufaat. Saat ini TNI-AU memiliki dua komando operasi yaitu Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) yang bermarkas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Komando Operasi Angkatan Udara II (Koops AU II) yang bermarkas di Makassar.
Semboyan TNI-AU adalah bahasa Sanskerta Swa Bhuwana Paksa yang berarti "Sayap Pelindung Tanah Airku".

Tugas TNI-AU

Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara bertugas:
  • melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan;
  • menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi;
  • melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra udara; serta
  • melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

Sejarah

TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pemboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depot logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.
Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU mendapat pesawat tempur dari Uni Soviet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, MiG-19, MiG-21, pembom ringan Tupolev Tu-2, dan pemburu Lavochkin La-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.
TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi dibawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200.

Organisasi

TNI-AU berada di bawah Markas Besar TNI. Perwira tersenior Angkatan Udara, Kepala Staf TNI Angkatan Udara, adalah perwira tinggi berbintang empat dengan pangkat Marsekal mengepalai Angkatan Udara di bawah Panglima TNI. Mabes TNI AU membawahi Kotama-Kotama.

Daftar Kotama TNI AU

  1. KOOPSAU I (Wilayah Barat) Mako di Komplek Lanuma Halim PK Jakarta,
    1. LANUMA (TIPE A) Sebanyak 4 Satuan.
    2. LANUD (TIPE B) Sebanyak 4 Satuan.
    3. LANUD (TIPE C) Sebanyak 8 Satuan.
    4. LANUD (TIPE D) Sebanyak 6 Satuan.
    5. Skadron-skadron operasi;
      1. SKADRON 1 di LANUMA SUPADIO, Pontianak
      2. SKADRON 2 di LANUMA HALIM PK, Jakarta
      3. SKADRON 6 di LANUMA ATANG S, Bogor
      4. SKADRON 7 di LANUD SURYADARMA, Subang
      5. SKADRON 8 di LANUMA ATANG S, Bogor
      6. SKADRON 12 di LANUMA PEKANBARU, Pekanbaru
      7. SKADRON 17 di LANUMA HALIM PK, Jakarta
      8. SKADRON 31 di LANUMA HALIM PK, Jakarta
      9. SKADRON 45 di LANUMA HALIM PK, Jakarta
  2. KOOPSAU II (Wilayah Timur) Mako di Komplek Lanuma Hasanudin Makasar,
    1. LANUMA (TIPE A) Sebanyak 3 Satuan.
    2. LANUD (TIPE B) Sebanyak 6 Satuan.
    3. LANUD (TIPE C) Sebanyak 9 Satuan.
    4. LANUD (TIPE D) Sebanyak 2 Satuan.
    5. Skadron-skadron operasi;
      1. SKADRON 3 di LANUMA ISWAHYUDI, Madiun
      2. SKADRON 4 di LANUMA ABD SALEH, Malang
      3. SKADRON 5 di LANUMA HASSANUDDIN, Makassar
      4. SKADRON 11 di LANUMA HASSANUDDIN, Makassar
      5. SKADRON 14 di LANUMA ISWAHYUDI, Madiun
      6. SKADRON 15 di LANUMA ISWAHYUDI, Madiun
      7. SKADRON 21 di LANUMA ABD SALEH, Malang
      8. SKADRON 32 di LANUMA ABD SALEH, Malang
  3. KOHANUDNAS Mako di Komplek Lanuma Halim PK Jakarta, KOHANUDNAS ADALAH TNI AU DAN TNI AU ADALAH KOHANUDNAS. Kohanudnas merupakan ujung tombak Kotama Operasional TNI AU yang bertugas melaksanakan Penegakan hukum di Udara dan mengatur seluruh potensi kekuatan udara bangsa indonesia. Terkait kekuatan minimum yang diperlukan Kohanudnas sebagai salah satu Ujung Tombak TNI AU dalam operasi Pertahanan Udara diperlukan Radar Sebanyak 32 Satrad terbagi di 4 Kosek (Saat ini mempunyai 19 Satrad), 4 skadron tempur buru sergap ditiap Kosek, 4 Skadron Rudal Jarak Sedang Moveable Paskhas ditiap Kosek,14 Den Hanud Titik PSU Paskhas dan 40 Pangkalan Udara (sudah ada). Jajaran Kohanudnas saat ini terbagi menjadi :
    1. KOSEKHANUDNAS I Jakarta
    2. KOSEKHANUDNAS II Makassar
    3. KOSEKHANUDNAS III medan
    4. KOSEKHANUDNAS IV Biak
    5. PUSDIKLAT HANUDNAS Surabaya
  4. KORPASKHAS Mako di Lanuma Sulaiman Margahayu Bandung,
    1. MAKO KORPASKHAS
    2. DEN BRAVO 90 ANTI TEROR
    3. WING/DIVISI I PASKHAS (Wilayah Barat)
      1. RESIMEN PARAKO PPRC I PASKHAS (Wilayah Barat))
        1. YON PARAKO PPRC 461 PASKHAS jakarta
        2. YON PARAKO PPRC 462 PASKHAS Pekanbaru
        3. YON PARAKO PPRC 465 PASKHAS Pontianak
        4. YON PARAKO PPRC 469 PASKHAS Medan (Next pengembangan dari Kompi A BS)
        5. KOMPI B BS PASKHAS Subang
        6. KOMPI G BS PASKHAS Lhokseumawe
        7. KOMPI H BS PASKHAS Banda Aceh
      2. RESIMEN PSU/ARHANUD I PASKHAS (Wilayah Barat)
        1. YON ARHANUD MOBILE 467 PASKHAS Jakarta
        2. DEN HANUD DI TIAP LANUMA TIPE A (Next=Halim, Pekanbaru, Supadio)
        3. DEN HANUD DI KOSEKHANUDNAS I DAN III
    4. WING/DIVISI II PASKHAS (Wilayah Timur)
      1. RESIMEN PARAKO PPRC II PASKHAS (Wilayah Timur))
        1. YON PARAKO PPRC 464 PASKHAS Malang
        2. YON PARAKO PPRC 466 PASKHAS Makassar
        3. YON PARAKO PPRC 468 PASKHAS Biak
        4. YON PARAKO PPRC 4610 PASKHAS Yogyakarta (Next pengembangan dari Kompi E BS)
        5. KOMPI D BS PASKHAS Kupang
        6. KOMPI BS PASKHAS Bali (Next karena Lanud naik status ke Tipe B)
        7. KOMPI BS PASKHAS Ambon (Next karena Lanud naik status ke Tipe B)
      2. RESIMEN PSU/ARHANUD II PASKHAS (Wilayah Timur)
        1. YON ARHANUD MOBILE 463 PASKHAS Madiun
        2. DEN HANUD DI TIAP LANUMA TIPE A (Next=Adi S, Abd Saleh, Iswahyudi, Hasanudin, Manuhua)
        3. DEN HANUD DI KOSEKHANUDNAS II DAN IV
    5. KODIKLAT PASKHAS, Mako Kodiklat Paskhas berada di Lanud Sulaiman Margahayu Bandung, teridiri :
      1. PUSDIKLAT PURRAT (Tempur Darat)
      2. PUSDIKLAT HANUD (Pertahanan Udara)
      3. PUSDIKLAT MATRA
      4. PUSDIKLAT KHUSUS
  5. KOMANDO PEMELIHARAAN MATERIIL TNI ANGKATAN UDARA (KOHARMATAU) Mako berada di Lanud Husein Satra Negara Bandung, membawahi =
    1. DEPO 10 di Lanud Husein S, Bandung
    2. DEPO 20 di Lanuma Iswahyudi, Madiun
    3. DEPO 30 di Lanuma Abd Saleh, Malang
    4. DEPO 40 di Lanud Sulaiman, Bandung
    5. DEPO 50 di Lanud Adi Soemarmo, Surakarta
    6. DEPO 60 di Lanud Iswahyudi, Madiun
    7. DEPO 70 di Lanud Sulaiman, Bandung
  6. AKADEMI ANGKATAN UDARA (AAU) Ksatrian berada di Yogyakarta, dipimpin oleh seorang Gubernur berpangkat Marsekal Muda dibantu seorang Wakil Gubernur berpangkat Marsekal Pertama. Sebutan untuk taruna AAU disebut Karbol, Saat ini Karbol dibagi menjadi tiga jurusan yaitu : Aeronautika, Elektronika dan Teknik Manajemen Industri. Kedepan akan ditambah satu jurusan lagi yaitu Paskhas. Setelah dilantik kesemua Karbol diberik kesempatan untuk mengikuti seleksi masuk menjadi Penerbang. Pendidikan dilaksanakan selama 4 tahun dan setelah lulus dan dilantik menjadi Perwira, Karbol berhak menyandang predikat sebagai Sarjana Pertahanan. Jajaran di AAU yaitu :
    1. DIRDIKLAT
    2. DIRMIN
    3. DIRJIAN
    4. DANWING KARBOL(Sebutan bagi siswa taruna aau adalah Karbol). Jajaran dibawahnya yaitu :
      1. DAN SKADRON TINGKAT I yaitu Skadron Prajurit Udara Karbol
      2. DAN SKADRON TINGKAT II yaitu Skadron Kopral Udara Karbol
      3. DAN SKADRON TINGKAT III yaitu Skadron Sersan Udara Karbol
      4. DAN SKADRON TINGKAT IV yaitu Skadron Sersan Mayor Udara Karbol
    5. KADEP MATRA
    6. KADEP AERO
    7. KADEP LEK
    8. KADEP TI
    9. KADEP JASMIL
    10. KAPOK GADIK
  7. KOMANDO PENDIDIKAN TNI AU (KODIKAU) Mako berada di Kompleks Lanuma Halim PK Jakarta, terdiri =
    1. TERDIRI DARI 2 WINGDIK
      1. WINGDIKUM di LANUMA HALIM P.K. Jakarta dan LANUMA ATANG S. Bogor
      2. WINGDIKTEKKAL di LANUD SURYADARMA Subang dan LANUD HUSEIN S. Bandung
    2. LANUD TEMPAT PELAKSANAAN PENDUKUNG KODIKAU =
      1. LANUMA ADI SUTJIPTO Yogyakarta
      2. LANUD ADI SOEMARMO Surakarta
      3. LANUD SULAIMAN Bandung
    3. SEKOLAH KESATUAN KOMANDO ANGKATAN UDARA (SEKKAU) Ksatrian berada di Komplek Lanuma Halim PK Jakarta,(Diperuntukkan untuk para Pama sebagai jenjang karier ke pangkat mayor atau Pamen)
  8. SEKOLAH STAF KOMANDO ANGKATAN UDARA (SESKOAU) Ksatrian berada di Lembang Bandung,(Diperuntukkan untuk para Pamen sebagai syarat untuk menjadi seorang Komandan Satuan ataupun jenjang karier ke pangkat Kolonel)
  9. LAKESPRA
  10. PERBEKALAN MATERIAL PUSAT (BEKMATPUS) Mako berada di Komplek Lanuma Halim PK Jakarta

Pangkat

Sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Udara adalah Marsekal Besar dengan bintang lima. Pangkat ini ditandai dengan lima bintang emas di pundak. Pangkat ini sepadan dengan Jenderal Besar di TNI Angkatan Darat dan Laksamana Besar di TNI Angkatan Laut. Sampai saat ini belum ada seorangpun perwira TNI Angkatan Udara yang dianugerahi pangkat tersebut, Marsekal dengan bintang empat, Marsekal Madya dengan bintang tiga, Marsekal Muda dengan bintang dua, Marsekal Pertama dengan bintang satu.

Kekuatan Pasukan TNI Angkatan Udara

TNI Angkatan Udara saat ini dperkuat oleh 2 (dua) Pasukan yang keduanya mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda yaitu terdiri dari :
  1. Korps Pasukan Khas (Korpaskhas). Pasukan baret jingga yang dulu sangat terkenal dengan nama Pasukan Gerak Tjepat ((PGT) merupakan pasukan berkualifikasi Para Komando adalah pasukan pemukul tempur darat TNI Angakatan Udara bersifat ofensif, yang terdiri dari :
    1. Den Bravo 90 Paskhas Anti Teror
    2. Den Dalpur Paskhas
    3. Kompi Matra Paskhas
    4. Pasukan parakomando (parako)PPRC Paskhas sebagai pasukan lintas udara.
    5. Pasukan Pertahanan Udara Paskhas.
  2. Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan TNI AU.(Bersifat Defensif). Pasukan baret biru terbilang baru karena sebelumnya satuan ini telah ada ditiap-tiap lanuma dan lanud di seluruh Indonesia yang anggotanya terbentuk dengan mengambil beberapa orang dari tiap staf yang ada di pangkalan dengan di kepalai seorang perwira sebagai Kasi Kamhanlan. Kedepan Kamhanlan akan dibentuk menjadi Satuan sendiri dipimpin oleh seorang Pama sebagai Komandan Satuan Kamhanlanau yang bertugas melaksanakan pengamanan, pertahanan pangkalan TNI AU juga sebagai pasukan taktis dari tiap lanud. Tugas pengamanan pangkalan sebelumnya diemban oleh Satuan Provost AU kala itu masih menggunakan korps pasukan (Psk)yang salah satunya bertugas sebagai Pamfik, maka setelah berubah menjadi POMAU selanjutnya dikembalikan melaksanakan tugas-tugas kepolisian militer yaitu Gaktiblin, penyidikan, walmor dan protokoler.

Komando Tempur TNI Angkatan Udara

Pelaksanaan operasi tempur TNI Angkatan Udara merupakan gabungan dari unsur-unsur tempur yang dimilki yaitu unsur pesawat/pangkalan, unsur radar dan unsur pasukan pemukul dan pertahanan udara Korpaskhas. Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaan suatu operasi udara atau untuk lebih mudah menyingkatnya dengan istilah Komando Paduan Tempur Udara. Kotama Operasi pelaksananya adalah =
  1. KOOPSAU, terdiri dari :
    1. UNSUR PESAWAT (Tempur, Angkut, Intai, Heli)
    2. UNSUR PENDUKUNG (Lanuma/Lanud)
  2. KOHANUDNAS, terdiri dari :
    1. SATRAD GCI (Ground Control Interception)
    2. SATRAD EW (Early Warning)
  3. KORPASKHAS, terdiri dari :
    1. SATUAN PEMUKUL (Resimen Parako PPRC Paskhas)
    2. SATUAN PERTAHANAN UDARA (Resimen Arhanud/PSU Paskhas)
    3. SATUAN PERTAHANAN PANGKALAN

Wara

Foto seorang Wara

Wara adalah sebutan untuk prajurit TNI-AU wanita. Wara dibentuk agar kaum wanita dapat menjadi anggota TNI-AU seperti kaum pria. Wara dibentuk pada tanggal 12 Agustus 1962. Diharapkan kedepan dalam semangat Kartini dan emansipasi wanita tidak ada lagi perlakuan istimewa terhadap wara, tugas akan dilaksanakan wara seperti tugas para prajurit pria karena wara sejatinya juga seorang prajurit.

Daftar Pangkalan Udara

Koopsau I

Panglima Koopsau I Marsekal Muda TNI Bagus Puruhito
Sukhoi Su-30 MK2 Flanker TNI-AU
Genaral Dynamics F-16A Fighting Falcon TNI-AU
Tipe A :
  1. Lanud Halim Perdanakusuma (HLP}, Jakarta
  2. Lanud Atang Sendjaja (ATS), Bogor
  3. Lanud Roesmin Nurjadin (PBR) , Pekanbaru
  4. Lanud Supadio (SPO) , Pontianak
Tipe B :
  1. Lanud Sultan Iskandar Muda (SIM), Banda Aceh
  2. Lanud Suwondo (SWO), Medan
  3. Lanud Husein Sastranegara (HSN), Bandung
  4. Lanud Suryadarma (SDM), Subang
Tipe C :
  1. Lanud Maimun Saleh (MUS), Sabang
  2. Lanud Tanjung Pinang (TPI), Tanjung Pinang
  3. Lanud Hang Nadim, Batam
  4. Lanud Ranai (RNI), Natuna
  5. Lanud Padang (PDA), Padang
  6. Lanud Tanjung Pandan (TDN), Belitung
  7. Lanud Wiriadinata (TSM), Tasikmalaya
Tipe D :
  1. Lanud Astra Kestra (ATK), Lampung
  2. Lanud Sugiri Sukani (SKI), Cirebon
  3. Lanud Wirasaba (WSA), Purwokerto
  4. Lanud Singkawang II (SWII), Singkawang
Rencana Pembangunan :
  1. Lanud Piobang (PBG) , Payakumbuh
  2. Lanud Gadut (GDT) , Bukittinggi

Koopsau II

Panglima koopsau II Marsekal Muda TNI Agus Supriatna
Tipe A :
  1. Lanud Hasanuddin (HND), Makassar
  2. Lanud Iswahyudi (IWJ), Madiun
  3. Lanud Abdul Rachman Saleh (ABD), Malang
Tipe B :
  1. Lanud Surabaya (SBY), Surabaya
  2. Lanud Wolter Monginsidi (WMI), Kendari
  3. Lanud Pattimura (PTM), Ambon
  4. Lanud Jayapura (JAP), Jayapura
Tipe C :
  1. Lanud Iskandar (IKR), Pangkalan Bun
  2. Lanud Syamsuddin Noor (SAM), Banjarmasin
  3. Lanud Balikpapan (BPP), Balikpapan
  4. Lanud Ngurah Rai (RAI), Denpasar (Tahun 2012 naik menjadi Tipe B)
  5. Lanud Rembiga (RBA), Mataram
  6. Lanud Eltari (ELI), Kupang(Tahun 2012 naik menjadi Tipe B)
  7. Lanud Sam Ratulangi (SRI), Manado
  8. Lanud Manuhua (MNA), Biak(Tahun 2012 naik menjadi Tipe B)
  9. Lanud Timika (TMK), Timika
  10. Lanud Merauke (MRE), Merauke
  11. Lanud Tarakan (TAK), Tarakan
Tipe D :
  1. Lanud Morotai (MRT), Halmahera Utara
  2. Lanud Dumatubun (DMN), Tual

Kodikau

Komandan Kodikau Marsekal Muda TNI Ida Bagus Anom Manuba,SE
  1. Lanud Adi Sutjipto (ADI), Jogjakarta
  2. Lanud Adi Soemarmo (SMO), Surakarta
  3. Lanud Sulaiman (SLM), Bandung

Inventaris Pesawat TNI AU

Pesawat Negara Asal Peran Versi Jumlah Beroperasi Dalam Pesanan Catatan
pesawat Latih
FFA AS/SA-202 Bravo  Italia
 Swiss
basic prop trainer AS/SA 202-18A 40 28

KAI KT-1 Wongbee  Korea Selatan basic prop trainer KT-1B 11 11 5
Beechcraft T-34 Mentor  Amerika Serikat basic prop trainer T-34C 14 14

Aermacchi SF.260  Italia basic prop trainer SF-260M/W 19 -
19 unit disumbang oleh Singapura. 1 unit di jadikan monumen di depan SESKO TNI. Todak Aktif
BAe Hawk  Britania Raya basic jet trainer
advanced jet trainer
Hawk 53
Hawk 109
6
7
2
7




Total 97 62 5
Pesawat Tempur
BAe Hawk 209  Britania Raya pesawat serang ringan/COIN (counter-insurgency) Hawk 209 26 26

T-50 Golden Eagle  Korea Selatan pesawat latih dan serang ringan T-50 0 0 16 16 sudah dipesan dan mulai tiba pada 2012
Embraer EMB 314 Super Tucano  Brasil pesawat serang ringan/COIN (counter-insurgency) A-29 0 0 16 16 dipesan[1]; dibutuhkan 16 unit untuk menggantikan OV-10F Bronco
Lockheed Martin F-16 Fighting Falcon  Amerika Serikat pesawat multiperan F-16A Block-15 OCU

F-16B Block-15 OCU
7
3
7
3
24 Indonesia memiliki 12 unit F-16 pada 1996, tetapi 2 unit mengalami kecelakaan pada dua insiden berbeda.[2][3]
Northrop F-5E/F Tiger II  Amerika Serikat multirole fighter F-5E/F 12 6

Sukhoi Su-27  Rusia pesawat superioritas udara Su-27SK
Su-27SKM
2
3
-
3


Sukhoi Su-30  Rusia strike fighter Su-30MK
Su-30MK2
2
3
1
3
6
K/IF-X  Korea Selatan  Indonesia multirole fighter K/IF-X 0 0 50



Total 58 49 112
Angkut udara Taktis, pesawat transport, pesawat patrol maritim
Boeing 737  Amerika Serikat VIP Transport
maritime reconnaissance
737 2Q8
737 2x9 Surveiller
1
3
1
3


Fitted with Motorola AN/APS-135 SLAMMR (Side-looking Airborne Modular Multi-mission Radar)[4]
de Havilland Canada DHC-5 Buffalo  Kanada tactical airlift DHC-5D 3 3

Lockheed C-130 Hercules  Amerika Serikat airlift/transport
aerial refuel
C-130B/-H/-H-30
KC-130B Hercules
24
2
8
2

Plans of upgrading or possibly buying newer variants
Lockheed L-100  Amerika Serikat transport/ VIP Transport L-100-30 8 6

Fokker F-27 Friendship  Belanda airlift/transport F27-400M 7 6

CASA CN-235  Spanyol
 Indonesia
airlift/transport
maritime reconnaissance
CN-235 110/220M
CN-235 MPA
16
0
16
0
0
3
CASA C-295  Spanyol
 Indonesia
airlift/transport
maritime reconnaissance

Airborne Early Warning and Control
C-295 M
C-295 MPA

C-295 AEW&C
0
0

0
0
0

0
3
3

3
† Indonesia agree for license C-295, 40% spare parts from Indonesia. Indonesia build role of transport aircraft, MPA, and AEW&C [5][6]
Fokker F28 Fellowship  Belanda airlift/transport F-28 Mk 1000
F-28 Mk 3000
5 5

CASA C-212 Aviocar  Spanyol airlift/transport NC-212-100
NC-212-200

NC-212-400[7]
28

28




† Upgrading to NC212-200/-400 versions in the near future



Total 88 69 3
Helicopters and Non Fix Winged Aircraft
Eurocopter EC 120 Colibri
light utility helicopter EC-120B 11 11
menggantikan Bell 47G-3B
Sikorsky S-58  Amerika Serikat utility helicopter S-58T 12 8
sudah dipensiunkan karena masa pakai dan kekurangan suku cadang
Aérospatiale AS 330 Puma  Perancis troop transport NAS 330J 11 11
Bell 412  Amerika Serikat troop transport NBell 412S
NBell 412HP
4
4
4
4

Bell 204  Amerika Serikat troop transport Bell 204B 5 4

MBB Bo 155  Jerman SAR missions NBO-105 CB
NBO-105 CBS
6
1
6
1

Eurocopter AS 332 Super Puma
SAR missions/troop transport
VIP transport

NAS-332 Super Puma
NAS-332 Super Puma VVIP
7
2
7
2
7 † A total of 16 has been ordered since 1998



Total 63 58 7

diproduksi dalam negeri oleh PT DI

Pengembangan Pertahanan Matra Udara

Bicara Angkatan Udara modern saat ini yang paling ideal sebagai acuan tentu Angkatan Udara Amerika (USAF) dan menjelma menjadi kekuatan tempur udara yang paling ampuh (The world’s most powerfull air arm) diseantero jagad. Armada USAF digelar secara strategis dari timur ke barat, tengah ke selatan untuk mempertahankan mainland, selain itu menggagas proyek ambisius pertahanan udara nasional yang disebut NMD (National Missile Defence System) senilai $ 7,4 milliar kalau dikonversikan dengan kurs Rp.9.000,-/dolar AS menjadi 3.198.600.000.000.000 yang disetujui kongres Oktober 2002. Diluar sistem pertahanan Benuanya, secara powerfull USAF juga menggelar kekuatannya di Pasifik dan Eropa yang dikenal dengan PACAF (membentang dari Alaska hingga Samudra Hindia) dan USAFE (basis kekuatan di Eropa). Pemahaman bahwa kekuatan militer sebagai Deterrent Power masyarakat Indonesia belum dipahami secara menyeluruh untuk kepentingan Nasional. Tidak heran kemudian Indonesia selalu disepelekan dalam kancah perpolitikan Internasional. Lemahnya daya dukung militer dalam melindungi garis-garis pantai, jalur perdagangan internasional, serta batas-batas wilayah Indonesia dengan negara tetangga, seakan tidak ada perasaan takut dipikiran mereka untuk menjarah kekayaan alam Indonesia. Sekedar bernostalgia ketika Angkatan Udara bergitu jayanya di era 1960-an dengan kekuatan udara yang superior (untuk saat itu), Angkatan Udara menjelma menjadi kekuatan udara paling menakutkan di belahan Selatan. Peran sebagai First Line Of Defence benar-benar di jalankan Angkatan Udara. Dampaknya langsung bisa dirasakan dengan sungkannya negara-negara di Kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat terhadap Indonesia.

Kebutuhan Alut Sista

Secara Kualitatif kebutuhan alut sista dan penggelarannya disusun berdasarkan tugas-tugas untuk melaksanakan operasi udara dalam rangka penegakan kedaulatan di darat dan dilaut, maka idealnya harus memiliki :
Kekuatan Pemukul Udara
  1. Pesawat penyerang yang mampu melaksanakan operasi udara strategis dan taktis untuk penghancuran sasaran darat maupun perairan sampai dengan daerah persiapan lawan.
  2. Pesawat Peringatan Dini / Advanced Early Warning (AEW) yang mampu melaksanakan manajemen pertempuran udara. Perang elektronika untuk mengganggu kemampuan gelombang elektromagnetik musuh dan menjamin kelancaran penggunaan gelombang elektromagnet sendiri.
  3. Pesawat Tanker yang mampu melaksanakan dukungan Air Refeuling bagi pesawat penyerang yang direncanakan untuk beroperasi jauh diluar ZEE.
  4. Pesawat komando yang dilengkapi dengan sarana K3I dan memiliki jarak jangkau dan kemampuan yang memadai sebagai sarana pimpinan untuk mengendalikan dan memonitor jalannya operasi yang dibutuhkan pesawat Kodal.
Kekuatan Intai Udara
  1. Pesawat Intai udara Strategis, untuk pengintaian sampai diluar batas ZEE.
  2. Pesawat Intai udara Taktis, untuk pengintaian secara detail daerah pertempuran baik pesawat berawak maupun tak berawak.
Kekuatan Lintas Udara
  1. Pesawat Angkut Strategis yang mampu mengangkut Batalion Lintas Udara Korpaskhas ke daerah trouble spot.
  2. Pesawat Angkut Taktis dan Helikopter.
  3. Pesawat Angkut Khusus VVIP/VIP baik fix wing maupun rotary wing.
Kalau diturunkan ke tingkat operasional, TNI Angkatan Udara memerlukan jet-jet tempur dalam beragam kemampuan sejumlah 250-300 unit, 40 pesawat sekelas C-130 Hercules, 2 pesawat sekelas E-3 Sentry AWACS dengan pertimbangan satu di barat dan satu di timur, serta 8 pesawat sekelas E-2C Hawkeye masing-masing 4 di barat dan timur. Tentu penggelaran kekuatan seperti ini belum memadai karena TNI Angkatan Udara harus melengkapi diri dengan pesawat pembom, pemburu-pembom jarak jauh, pesawat anti gerilya Counter Insurgency (COIN), pesawat tanker, heli-heli combat-SAR, radar-radar GCI dan EW, pemekaran pasukan korpaskhas dengan cara membentuk batalyon-batalyon pemukul dan batalyon-batalyon pertahanan udara berupa situs-situs rudal darat ke udara (SAM), serta artileri anti serangan udara dan merupakan gagasan ideal yang mesti masuk dalam Grand Strategy yaitu pengadaan pesawat siluman.

Pengembangan Doktrin

Doktrin disusun atas pengalaman sejarah dan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan organisasi, peralatan, perkembangan lingkungan. Perlu dipertimbangkan lebih jauh yaitu doktrin untuk dapat menambah dari balik cakrawala atau bahkan jauh dari belakang garis depan pertempuran. Kehadiran pesawat AEW dan AWAC’S akan memberikan peluang bagi pengembangan doktrin tempur.

Rancangan Rencana Strategis Pembangunan TNI Angkatan Udara 2010-2014

Keberpihakan dan perhatian dari pemerintah serta parlemen kita merupakan angin segar bagi militer Indonesia terutama TNI Angkatan Udara yang mengalami embargo senjata di hampir semua aspek hingga mengakibatkan penurunan secara drastis kesiapan tempur. Dalam Renstra 2010-2014 TNI Angkatan Udara merencanakan Pengembangan sistem dan evaluasi kinerja Matra Udara terdiri dari :
  1. Melaksanakan evaluasi kegiatan/program kerja Tahun Anggaran 2009 dan menyusun Rencana Kerja TNI AU.
  2. Menyusun buku petunjuk induk, pelaksanaan, dan teknis dalam bidang intelijen, operasi, logistik, personel, lemdik, maupun buku petunjuk lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas.
  3. Memperbanyak buku-buku perpustakaan, buku bahan pelajaran dan naskah sekolah di tingkat Mabesau, Kotama, balakpus, dan satker dibawah jajaran TNI AU sebagai sarana dalam pelaksanaan tugas.
  4. Pengembangan organisasi Lanud Supadio dari tipe B menjadi Lanuma Supadio tipe A.
  5. Pengembangan organisasi Lanud Pekanbaru dari tipe B menjadi Lanuma Pekanbaru tipe A.
  6. Pengembangan organisasi Lanud Ngurah Rai dari tipe C menjadi tipe B.
  7. Pengembangan organisasi Lanud Eltari dari tipe C menjadi tipe B.
  8. Pengembangan organisasi Lanud Pattimura dari tipe C menjadi tipe B.
  9. Pengembangan organisasi Lanud Manuhua dari tipe C menjadi tipe B.
  10. Pengembangan organisasi Lanud Morotai dari tipe D menjadi tipe C.
  11. Peningkatan Status Detasemen Putusibau menjadi Lanud Tipe C.
  12. Pembentukan baru organisasi skadron pesawat UAV.
  13. Pembentukan baru organisasi skadron dengan menambah 24 pesawat F16.
  14. Penataan dan pemantapan skadron 11 dengan menambah 6 unit Sukhoi.
  15. Pembentukan baru organisasi skadron-45 VIP Helikopter.
  16. Pengaktifan kembali Skadron 21 dengan pesawat super tucano.
  17. Pengaktifan kembali Skadron 14 dengan pesawat TA-50.
  18. Pembentukan baru organisasi 2 batalyon pprc paskhas yaitu peningkatan status kompi A BS Medan dan kompi E BS Yogyakarta.
  19. Pembentukan baru organisasi 2 Kompi BS paskhas karena peningkatan status lanud dari tipe C menjadi tipe B yaitu lanud ngurahrai dan pattimura.
  20. Pembentukan baru organisasi 10 Detasemen Hanud/Satuan Rudal paskhas yaitu pemisahan bateray PSU yang ada ditiap batalyon tempur paskhas menjadi satuan berdiri sendiri di Lanuma maupun Lanud tipe B.
  21. Penataan dan pemantapan batalyon pprc 461/464 paskhas dengan kekuatan 3 kompi senapan, 1 kompi bantuan, 1 kompi matra dan 1 kompi markas dengan pemenuhan jumlah personel tiap kompi secara penuh yaitu 100-125 berikut dukungan Alut Sista serta Rantis maupun Ranmor.
  22. Penataan dan pemantapan batalyon pprc 462/465/466/468 paskhas dengan kekuatan 3 kompi senapan, 1 kompi bantuan, dan 1 kompi markas dengan pemenuhan jumlah personel tiap kompi secara penuh yaitu 100-125 berikut dukungan Alut Sista serta Rantis maupun Ranmor.
  23. Penataan dan pemantapan batalyon 463/467 paskhas sebagai batalyon artileri pertahanan udara secara mobile untuk tugas pertahanan udara diseluruh pangkalan yang belum terdapat Den Hanud paskhas dengan kekuatan 4 Bateray dan 1 kompi markas dengan pemenuhan jumlah personel tiap bateray secara penuh yaitu 90-100 berikut dukungan Alut Sista serta Rantis maupun Ranmor.
  24. Pembentukan baru organisasi Satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan yaitu peningkatan status Kasi Kamhanlanau menjadi Dansatkamhanlanau di tiap pangkalan dengan penataan pemenuhan personel satkamhanlanau di tiap lanud tipe A 100 orang, tipe B 75 orang dan tipe C 35 orang.
  25. Perubahan status Dispamsanau menjadi pusintelau serta pembentukan dan pemantapan Den intel Koopsau I dan II.
  26. Pengaktifan kembali organisasi sathar 14 depohar 10 untuk pemeliharaan tingkat berat pesawat boeing 737-200, F-28, F-27, dan CN-235.
  27. Pengembangan sistem informasi TNI AU bidang-bidang intelijen, operasi, personel, logistik, srena dan wasrik.
  28. Pengembangan sepuluh komponen dan sistem pendidikan TNI AU.
  29. Pengembangan dan revitalisasi lembaga pengkajian Seskoau yang independen.
  30. Pengembangan sistem pengamanan data Disinfolahtaau, serta pengembangan aplikasi sistem penggajian TNI AU.
  31. Penataan struktur organisasi dan penyusunan/evaluasi perangkat lunak AAU.

Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Udara

Sesuai dengan UU TNI pasal 10, Angkatan Udara salah satunya adalah bertugas melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara di seluruh Indonesia. Dalam konteks ini TNI AU diharapkan mampu melaksanakan pemberdayaan kewilayahan tentang pertahanan udara melalui pembinaan kepada masyarakat tentang potensi dirgantara diseluruh pelosok dan pencegahan secara dini ancaman udara melalui koordinasi aktif dengan satuan samping teritorial daerah, yaitu dengan menempatkan personel sebanyak 25 orang di tiap Korem di seluruh Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar