Kamis, 15 November 2012

Menwa

Resimen mahasiswa

Resimen mahasiswa (disingkat menwa) adalah salah satu kekuatan sipil untuk mempertahankan negeri sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa bermarkas di perguruan tinggi dan beranggotakan para mahasiswa yang berkedudukan di kampus tersebut.
Para anggota menwa (wira) di setiap kampus membentuk satuan sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM).

Lambang

Komponen lambang Garuda

  • Bintang di kanan atas dihadapan burung garuda dengan sayap kanan 6 (enam) dan kiri 7 (tujuh), leher 59 dan ekor enam dengan warna kuning emas dan melirik ke sebelah kanan.
  • Di tengah-tengah di depan burung garuda terdapat simbul silang senjata pena dalam genggaman burung garuda dengan warna putih.
  • Pita yang melandasi dengan warna putih dengan tulisan di tengah warna merah “ Widya Castrena Dharma Siddha”.
  • Perisai yang menjadi alas warna hitam.

Makna

  • Bintang di kanan berarti cita-cita yang luhur, baik dan benar.
  • Bulu sayap berjumlah 13, ekor 6 dan leher 59 (13 Juni 1959 = tahun kelahiran resimen mahawarman).
  • Perisai berarti sebagai komponen pertahanan Negara.
Lambang Sembilan Unsur Resimen Mahasiswa Indonesia

Komponen Lambang Sembilan Unsur

  • Perisai Segilima menggambarkan keteguhan sikap
  • Padi dan Kapas menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
  • Bintang, Sayap Burung, Jangkar dan Lambang Polri menandakan bahwa Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan dan Polri
  • Pena dan Senjata melambangkan pengabdiannya, wira melakukan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.
  • Buku Tulis menyatakan bahwa tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, selain melaksanakan tugas-tugas kemenwaan.

Warna Kebanggaan

Resimen Mahasiswa Indonesia menggunakan baret ungu. Dalam aplikasinya di lingkungan Menwa, warna ini mempunyai arti :
  • Mulia
  • Berpengetahuan
  • Terpelajar

Panca Dharma Satya

Panca Dharma Satya adalah janji Resimen Mahasiswa Indonesia :
  1. Kami adalah mahasiswa warga Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
  2. Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan negara dan tidak mengenal menyerah.
  3. Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
  4. Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara.
  5. Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan.

Semboyan

Semboyan Resimen Mahasiswa Indonesia adalah "Widya Çastrena Dharma Siddha", berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan". Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan pengabdian pada masyarakat.
Sedangkan Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang sejenis.

Sejarah

Tanggal 13 Juni - 14 September 1959 diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senjata ke medan laga. Mahasiswa-mahasiswa walawa (WAJIB LATIH) dididik di Kodam VI/ Siliwangi dan para walawa diberi hak mengenakan lambang Siliwangi.
Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyambut komando ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat; termasuk juga mahasiswanya.
Isi Trikora:
  1. Pantjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat
  2. Gagalkan Negara Boneka Papua
  3. Adakan Mobilisasi Umum
Sejak Trikora bergema maka kewaspadaan nasional makin diperkuat, makin memuncak sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi.
Berdasarkan dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, maka oleh pihak Universitas pada 20 Januari 1962 dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa DAM VI/ Siliwangi, beranggotakan :
  1. Prof. drg. R. G. Surya Sumantri ( Rektor Unpad) selaku Koordinator
  2. Dr. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku Wakil Koordinator I
  3. Drs. Kusdarminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II
  4. Major. Moch. Sunarman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris.
Pada Februari 1962 diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Pada 20 Mei 1962 anggota Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam VI/SLW menjadi bagian organik dari Kodam VI/SLW.
Dalam rencana kerja empat tahunnya tercantumlah pembentukan kader inti dan ini sudah terlaksana sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962-1963. termasuk pembentukan kader inti putri. Mahasiswa/i Jabar (Bandung khususnya) mengikuti Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit-prajurit TNI. (Sekarang Secaba Dam III/ Slw, Bihbul). Satuan-satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa universitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih-pelatih dari RINSIL. 12 Juni 1964 keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan DR. A.H. Nasution Jenderal TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwangi.

Nama Skomen (Menwa di Tingkat Provinsi) di Republik Indonesia

  • Resimen Mahasiswa Darussalam (Men Mahadasa)Prov. Nangroe Aceh Darussalam
  • Resimen Mahasiswa Sumatera Utara (Men Mahatara) Prov. Sumatera Utara
  • Resimen Mahasiswa Pagaruyung (Men Maharuyung) Prov. Sumatera Barat
  • Resimen Mahasiswa Bahari (Men Mahabahari)Prov.Riau Kepulauan
  • Resimen Mahasiswa Dwi Yudha (Men Mahayudha)Prov.[Bengkulu]]
  • Resimen Mahasiswa Sultan Taha Prov. Jambi
  • Resimen Mahasiswa Sriwijya (Men Mahawijaya) Prov. Sumatera Selatan
  • Resimen Mahasiswa Raden Intan (Men Maharatan) Prov. Lampung
  • Resimen Mahasiswa Jayakarta (Men Jayakarta) DKI Jakarta
  • Resimen Mahasiswa Mahawarman (Men Mahawarman)Prov. Jawa Barat
  • Resimen Mahasiswa Banten (Men Mahabanten) Prov. Banten
  • Resimen Mahasiswa Mahadipa (Men Mahadipa) Prov. Jawa Tenah
  • Resimen Mahasiswa Yogyakarta (Men Mahakarta) Daerah Istimewa Yogyakarta
  • Resimen Mahasiswa Mahasurya (Men Mahasurya)Prov. Jawa Timur
  • Resimen Mahasiswa Ugracena (Men Ugracena) Prov. Bali
  • Resimen Mahasiswa Tanjungpura (Men Mahapura) Prov. Kaliomantan Barat
  • Resimen Mahasiswa Palangkaraya (Men Maharaya) Prov. Kalimantan Tengah
  • Resimen Mahasiswa Suranata (Men Mahanata) Prov. Kalimantan Selatan
  • Resimen Mahasiswa Mulawarman (Men Mulawarman) Prov. Kalimanan Timur
  • Resimen Mahasiswa Sam Ratulangi (Men Mahasamra) Prov. Sulawesi Utara dan Prov.Gorontalo
  • Resimen Mahasiswa Pawana Çakti (Men Mahapati) Prov. Sulawesi Tengah
  • Resimen Mahasiswa Wolter Monginsidi (Men Wolter Monginsidi) Prov. Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat
  • Resimen Mahasiswa Halu Oleo (Men Mahaleo)Prov. Sulawesi Tenggara
  • Resimen Mahasiswa Maluku (Men Mahamaku)Prov.Maluku dan Maluku Utara
  • Resimen Mahasiswa Cendrawasih (Men Maha Candra)Prov. Irian Jaya dan Papua
  • Resimen Mahasiswa Wira Dharma (Men Maha Dharma, eks Prov. Timor Timur, sampai 10 Oktober 2004 belum dibubarkan)
  • Resimen Mahasiswa Nusa Cendana (Men Mahadana) Prov. Nusa Tenggara Timur
  • Resimen Mahasiswa Rinjani (Men Mahajani) Prov. Nusa Tenggara Barat
  • Resimen Mahasiswa MAHA Giri Riau (Skomenwa dua Universitas Negeri di Riau yaitu : Universitas Riau & Universitas Islam Negeri Susqo)

Alumni Menwa yang Terkenal

  • Menwa Universitas Indonesia
    • Chandra Hamzah
    • DR. Sri Mulyani Indrawati
    • Ismeth Abdullah
  • Menwa Universitas Negeri Jakarta
    • Prof. Dr. Thamrin Abdullah, M.Pd
    • Dr. Karnadi, M.Si
    • Dr. Sofyan Hanif, M.Pd
    • Dr. Ratiyono, MMSi
    • Dr. Icu Zukafril, MM
    • Kol. Inf. Rahman Riyanto, M.Si
    • Fahmi Fahrezi (Instruktur senam aerobik nasional)
  • Menwa Universitas Islam Negeri Jakarta
    • Prof. Dr. Badri Yatim, MA
    • Prof. Dr. Armai Arief, MA
    • Prof. Dr. Aminuddin Arsyad, MA
  • Menwa Universitas Jaya Baya Jakarta
    • Dr. H. MS Ka'ban Ketua IARMI (Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia)
    • Eggy Sudjana, SH
  • Menwa Universitas Kristen Indonesia
    • Yapto Suryosoemarno
    • Chairil Adjis
  • Menwa Institut Saint & Teknologi Nasional Jakarta
  • Menwa Mahawarman Batalyon I/ITB
    • Arifin Panigoro
    • Budiono Kartohadiprojo
    • Fadel Muhammad
    • Harjanto Dhanutirto
    • Rama Royani
  • Menwa Mahawarman Akademi Teknik Jenderal Achmad Yani
  • Menwa Mahawarman Batalyon II/Unpad
    • Nugraha Besoes
    • Prof. H. Himendra W, dr, SpAn, KIC
    • Yusuf Anwar
    • Prof. Dr. Nasrullah Natsir
  • Menwa Mahawarman Batalyon III/Unpar
    • Dr. Dadang Solihin, SE, MA
    • Maruarar Sirait, S.IP.
  • Menwa Universitas Diponegoro
  • Menwa Universitas Brawijaya
    • Prof. Ir. Syamsul Bahri, MS
  • Menwa Universitas Riau
    • H. M. Rusli Zainal, MM
  • Menwa Mahawarman Batalyon VI
    • Asmuransyah, Am
  • Menwa Mahawarman Batalyon VII/Suryakancana Kompi A/IPB
    • Prof. Dr. Ir. Irawadi Djamaran
    • Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim
    • Prof. Dr. Ir. Hasjim Bintoro, M.Agr
  • Menwa Mahawarman APDN
    • Drs. H. Diani Budiarto, M.Si (Walikota Bogor)
  • Politisi
    • Maruarar Sirait
    • H. Soetan Bhatoegana
    • Abdullah Puteh
    • Gamawan Fauzie
    • Patrialis Akbar (Menhukam RI KIB-II 2009-2011)
  • Artist
  • Birokrat
    • Fauzi Bowo (Gubernur DKI Jakarta Ke-16 2007-2012)

POMAU

Polisi Militer Angkatan Udara (POMAU) merupakan salah satu fungsi teknis militer umum TNI AU yang berperan menyelenggarakan bantuan administrasi kepada satuan-satuan jajaran TNI AU sebagai perwujudan dan pembinaan melalui penyelenggaraan fungsi-fungsi Polisi Militer.
Polisi Militer Angkatan Udara untuk saat ini dibagi menjadi 2 bagian (kotama) operasi dan satu kotama pendidikan yaitu:
  • Untuk Indonesia bagian barat berada di bawah komando Pangkoop AU I berada di Jakarta disebut Danpom Koops AU I membawahi 22 Satuan Polisi Militer ( Satpom )
  • Untuk Indonesia bagian timur berada di bawah komando Pangkoops AU II berada di Ujung Pandang disebut Danpom Koops AU II juga membawahi 22 Satpom
  • Untuk Pendidikan berada dibawah Komandan Komando Pendidikan berada di Jakarta disebut Danpom Kodik AU membawahi 6 Satpom

Sejarah

Sejak diresmikannya AURI sebagai salah satu bagian dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 9 April 1946, pimpinan Markas Tertinggi AURI mengambil kebijakan dengan membentuk Stafnya dalam beberapa kelompok, yang pada saat itu dikenal dengan Kantor I, Kantor II, Kantor III dan seterusnya.
Kantor II yang dikepalai oleh Bapak SUTOJO ADIPUTRO, dengan Wakilnya Bapak ABURACHMAT dan sekretarisnya Bapak SUMITRO bertugas dalam bidang Intelligence Security.
Kantor II membentuk staf-staf kecil di pangkalan-pangkalan yang bertugas sebagai penyalur bahan-bahan keterangan, bahan hasil penyelidikan yang dianggap penting dari pangkalan udara, dan dilaporkan ke staf pusat untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut. Staf kecil di pangkalan-pangkalan ini dikenal dengan sebutan Pengawas Umum (PO).
Dalam rangka mengurangi beban kerja yang semakin berat dihadapkan jumlah personel yang terbatas, maka pimpinan AURI memandang perlu untuk mengadakan “Sekolah Istimewa” dibidang pengetahuan Kepolisian. Sekolah tersebut diberi nama Sekolah Polisi Angkatan Udara Darurat dan dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 1 November 1946 dan selanjutnya tanggal tersebut dijadikan tonggak kelahiran Polisi Angkatan Udara. Hasil pendidikan Sekolah Polisi Angkatan Udara tersebut merupakan cikal bakal anggota Polisi Angkatan Udara. Keseluruhan siswanya yang diambil dari anggota P.O. setelah melalui proses seleksi, dari sekian calon yang lulus seleksi sebanyak 37 orang.
Sekolah Polisi Angkatan Udara tersebut ditutup pada tanggal 1 Februari 1947, berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor 67/PEG tanggal 8 Februari 1947. Selanjutnya kepada seluruh mantan siswa tersebut diberikan pangkat Sersan Udara dan ditempatkan di seluruh pangkalan udara serta diberikan wewenang penuh untuk mengatur ketertiban serta menyelesaikan segala persoalan yang mempunyai sangkut paut dengan urusan kriminal/kepolisian yang terjadi di masing-masing pangkalan udara. Disamping tugas utamanya, Polisi AURI juga bertindak sebagai Ajudan, Combat Intelijen, mengeluarkan Kartu-kartu Tanda pengenal serta surat-surat izin lainnya.

Penugasan Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan

Sejak diresmikan pada tahun 1946, Polisi Angkatan Udara telah mengambil peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, diantaranya:
  • Dibawah pimpinan Bapak SURJONO, bertugas mempraktekkan teori preventif dengan mengadakan/membuat kamuflase/penipuan terhadap pesawat udara yang sudah rusak, untuk dibuat sebagai umpan pihak Belanda.
  • Melaksanakan pengamanan terhadap pesawat yang akan digunakan dalam penyerangan kedudukan Belanda di Ambarawa, Salatiga dan Semarang.
  • Melaksanakan pengamanan terhadap pesawat Dakota VT-CLA yang jatuh ditembak Belanda di Ngoto Jogjakarta.
  • Melaksanakan negosiasi dengan gembong PKI (Muso) di Madiun, dalam rangka pembebasan pimpinan AURI yang saat itu disekap.
  • Melaksanakan pengamanan terhadap pesawat udara yang akan dipakai dalam setiap operasi udara, baik yang dilakukan di dalam Jawa maupun di luar Jawa dan masih banyak lagi peran serta Polisi AURI seiring dengan perkembangan/perjuangan TNI AU.

Pembentukan Brigade Anjing Pertama di Indonesia

Berdasarkan Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 16 Tahun 1966 tanggal 14 Februari 1966 dalam perkembangannya Polisi Angkatan Udara membentuk Brigade Anjing pertama di Indonesia. Brigade Anjing mempunyai tugas melaksanakan pengamanan pesawat-pesawat milik AURI.

Penetapan Korps Polisi Angkatan Udara

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara No. 106 Tahun 1966 tanggal 21 September 1966 pada Bab IV pasal 4 ayat 1 ditetapkan bahwa Polisi Angkatan Udara (POL AU) adalah merupakan suatu KORPS di dalam Angkatan Udara Republik Indonesia.

Pejabat Komandan Polisi Militer Angkatan Udara

Dari awal berdiri dan sepanjang sejarahnya Polisi Angkatan Udara telah dipimpin oleh beberapa pejabat Komandan Polisi AURI/Asisten Direktur Polisi AURI-MBAU/ Kadisprovau/Kasubditprovau/Kadispomau atau saat ini disebut Komandan Polisi Militer TNI AU. Adapun beliau-beliau tersebut, yakni:

Pejabat Pusat Polisi Militer Angkatan Udara

Pejabat Tingkat Puspomau

Pejabat Tingkat Kotama

Pejabat Lain

Satuan Jajaran Polisi Militer Komando Operasi Angkatan Udara I
Satuan Jajaran Polisi Militer Komando Operasi Angkatan Udara II
Satuan Jajaran Polisi Militer Komando Pendidikan Angkatan Udara
Satuan Provost di bawah Denma Komando Utama Angkatan Udara

POMAL

Polisi Militer Angkatan Laut 


Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) merupakan salah satu fungsi teknis militer umum TNI AL yang berperan menyelenggarakan bantuan administrasi kepada satuan-satuan jajaran TNI AL sebagai perwujudan dan pembinaan melalui penyelenggaraan fungsi-fungsi Polisi Militer.
Pomal yang memiliki tugas pokok sebagai penegak disiplin, tata tertib dan hukum memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam rangka pembangunan Angkatan Laut tersebut.
Polisi Militer TNI AL menyandang fungsi Penyidikan, Penyelidikan Kriminal, Penegakan Disiplin dan Tata Tertib, Penegakan Hukum, Pengamanan Fisik, Pembinaan Tuna Tertib Militer dan Pengurusan Tawanan Perang. Sejak terbitnya Keputusan Panglima TNI tentang pembentukan Polisi Militer TNI dan Keputusan Panglima TNI tentang Pengangkatan dan Penyumpahan Penyidik maka kewenangan yang selama ini berada pada Pomad secara otomatis menjadi kewenangan Pomal dan juga Pomau. Hal ini bukan semata-mata hanya urusan administrasi saja tetapi juga berbagai pekerjaan staf dan lapangan yang sudah tidak lagi ditangani oleh Pomad. Satu paket dengan peresmian Korps Polisi Militer juga peresmian adanya Kejuruan POM bagi bintara dan tamtama.
Salah satu tugas pokok Pomal adalah melaksanakan sosialisasi tentang keberadaan Korps Pomal, meliputi kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, postur, dan kewenangan serta hal-hal yang berkaitan tentang keberadaan Korps Pomal. Sosialisasi ini harus dilaksanakan diseluruh strata jajaran TNI AL sehingga seluruh prajurit TNI AL memahami persis apa peran Korps Pomal. Sosialisasi ini juga harus dilaksanakan di lingkungan Mabes TNI, Satuan TNI lain dan terhadap masyarakat luas.

Komandan Puspomal

  • Brigjen TNI (Mar) Soenarko AG
  • Brigjen TNI (Mar) Supardi (??-2009)
  • Laksma TNI Kinkin Suroso,SE (2009-2011)
  • Brigjen TNI (Mar) Wingky Soeindarwoto (2010-2011)
  • Brigjen TNI (Mar) Gunung H.T Wibowo,SH (2011-sekarang)

Pejabat lain

POMAD

Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD) merupakan salah satu fungsi teknis militer umum TNI AD yang berperan menyelenggarakan bantuan administrasi kepada satuan-satuan jajaran TNI AD sebagai perwujudan dan pembinaan melalui penyelenggaraan fungsi-fungsi Polisi Militer.
Tugas pokok TNI AD adalah menegakkan negara dan keutuhan wilayah darat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia di wilayah daratan dari segala ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut TNI AD menyelenggarakan fungsi-fungsi yang meliputi fungsi utama, fungsi organik militer, fungsi organik pembinaan, fungsi teknis militer, fungsi teknis militer khusus dan fungsi khusus.

Sejarah

Polisi Militer Angkatan Darat sama halnya dengan kecabangan/ Corps lain dijajaran TNI AD yang memiliki sejarah perjalanan Corps, kebanggaan Corps, jiwa Corps satuan, perjalanan sejarah Corps Polisi Militer (CPM) tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan dan sejarah TNI, lahirnya Corps Polisi Militer merupakan ide dari beberapa tokoh TKR yang mempunyai latar belakang hukum demi terciptanya disiplin di tubuh TKR.

Polisi Tentara sebagai Cikal Bakal berdirinya CPM

Saat Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, belum tersedia perangkat hukum atau peraturan yang mengendalikan suatu organisasi bersenjata atau angkatan perang. Selain itu yang menjadi anggota TKR tersebut terdiri dari bermacam-macam warga yang mempunyai latar belakang berbeda dan tidak mengerti akan hakekat disiplin. Disamping pada waktu itu juga terbentuk organisasi pejuang bersenjata yang tidak terikat pada Komando Pusat , oleh karena itu pengaturan kelompok-kelompok bersenjata tersebut menjadi sukar, terlebih lagi pada saat itu sedang menghadapi kekuatan Belanda yang didahului Inggris untuk kembali menduduki Indonesia.
Dalam situasi tersebut timbul gagasan dari beberapa orang untuk mendirikan badan yang mengatur disiplin dikalangan organisasi bersenjata, umumnya mereka yang berpikiran demikian berlatar belakang penegakan hukum. Maka secara otonom di beberapa daerah mulai berdiri Polisi Tentara (PT) seperti di Aceh yang bermarkas di Kutaraja dengan kekutan 2 Kompi pasukan, demikian pula di Sumatera Utara didirikan satuan Polisi Tentara Sumatera Timur serta di Bengkulu juga dibentuk satuan Polisi Tentara pada resimen TKR Bengkulu. Sedangkan di pulau Jawa pada tanggal 26 September 1945 telah dibentuk satu Batalyon Polisi Tentara Divisi Jawa Barat, yang selain bertugas sebagai Badan Kepolisian dalam Divisi juga melakukan tugas-tugas pertempuran sesuai dengan kondisi perjuangan saat itu. Sehubungan suasana genting yang sangat memaksa, maka Markas Tertinggi TKR memandang perlu mengadakan suatu peraturan sementara di bidang Kepolisian Militer.
Untuk itu pada tanggal 8 Desember 1945, Markas Tertinggi TKR memberi petunjuk, agar tiap– tiap Divisi dibentuk Polisi Tentara, yang bertugas menyelidiki, mengusut, dan menuntut perkara–perkara dimuka Pengadilan Tentara, Divisi maupun Resimen TKR di Jawa dan Sumatera. Akhir Desember 1945, Musyawarah tingkat Markas Tertinggi TKR menetapkan pembentukan Markas Tertinggi Polisi Tentara (MTPT) dengan Komandan Kolonel Prabu Sunaryo. Kedudukan MTPT ini berdiri sendiri dan berada langsung di bawah Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Pada tahun 1946 bertempat di Kopeng, Salatiga diadakan rapat bersama antara pimpinan Penjelidik Masjarakat Oemoem (PMO) dan Polisi Tentara. Musyawarah bersama tersebut berhasil merumuskan pokok-pokok tugas dan organisasi Polisi Tentara serta secara aklamasi memilih Jenderal Mayor Santoso, Komandan PT Kediri sebagai Panglima Polisi Tentara, dengan wakilnya Kolonel Prabu Sunaryo. Menindak lanjuti hal tersebut, maka tanggal 22 Juni 1946 bertempat di alun-alun Yogyakarta, Presiden selaku Panglima Tertinggi meresmikan satuan Polisi Tentara setingkat Divisi dengan nama yang legendaris dan bersejarah Divisi Gajah Mada. Divisi ini membawahi 3 Resimen yaitu Resimen I (Jawa Barat), Resimen II (Jawa Tengah) dan Resimen III (Jawa Timur). Adapun tiap-tiap Resimen membawahi beberapa Batalyon dan tiap-tiap Batalyon membawahi beberapa Kompi-kompi dan Seksi-seksi dengan daerah penugasan yang pada umumnya menyerupai pembagian daerah administratif pemerintahan. Disamping itu juga dibentuk Batalyon Mobil Polisi Tentara. Setelah Divisi Gajah Mada diresmikan, maka segera pula dibentuk Markas Besar Polisi Tentara (MBPT) yang mengatur kebijaksanaan-kebijaksanaan mengenai tugas dan tanggung jawab Polisi Tentara secara keseluruhan.

Pembentukan Corps Polisi Militer (CPM)

Pada saat tumbuhnya organisasi Polisi Tentara, di pulau Jawa masih terdapat beberapa macam badan Kepolisian Tentara antara lain Polisi Tentara (PT), Polisi Tentara Laut (PTL) dan Pengawas TNI (PTNI). Angkatan Udara juga telah mempunyai badan kepolisian walaupun baru berupa Staf di tingkat pusat. Namun dia antara badan-badan kepolisian tentara tersebut, hanya Polisi Tentara yang yuridiksi dan wewenangnya diatur oleh Undang-Undang. Untuk menyatukan beberapa badan kepolisian tentara yang ada di pulau Jawa maka pada bulan Nopember 1947 mulai dilakukan berbagai pembicaraan antara Polisi Tentara dan badan-badan kepolisian tentara Lainnya.
Setelah melalui serangkaian pembicaraan, maka pada tanggal 20 Maret 1948 Wakil Presiden/Menteri Pertahanan Ad Interim mengeluarkan Penetapan Nomor A/113/1948 tentang penghapusan beberapa badan kepolisian tentara yang ada dan sebagai penggantinya dibentuk Corps Polisi Militer (CPM) dengan Komandan Sementara adalah Kepala Staf Angkatan Perang Komodor Udara Suryadarma, yang membawahi 2 (dua) Komando Corps Polisi Militer Jawa (CPMD) yang membawahi 3 Batalyon dan Corps Polisi Militer Sumatera (CPMS) yang membawahi 5 Batalyon.

Dinamika organisasi CPM

Pada tanggal 31 Mei 1950, CPMD dan CPMS dihapus menjadi CPM dan Markas Besarnya yang semula bertempat di Jogyakarta dialihkan ke Jakarta. Sejak itu nama Markas Komando Corps Polisi Militer diubah menjadi Markas Besar Polisi Militer. Enam bulan kemudian tepatnya pada tanggal 28 Nopember 1950 ditetapkan 7 (tujuh) Batalyon Polisi Militer untuk seluruh Indonesia. Selain itu dibentuk pula Batalyon Rajasa,yang merupakan Satuan Khusus CPM yang dapat digerakkan dalam waktu cepat. Pembenahan organisasi dan tugas-tugas terus dilanjutkan seiring dengan penyempurnaan organisasi TNI pada masa itu.
Sampai dengan keluarnya Keputusan Menhankam Panglima ABRI Nomor Kep/A/7/III/1971, tanggal 6 Maret 1971 dibentuklah organisasi Polisi Militer ABRI dan membawa dampak terhadap struktur organisasi Polisi Militer Angkatan Darat. Selanjutnya melalui Keputusan Kepala Staf TNI AD Nomor Kep/45/II/1972 tanggal 5 Februari 1972 ditetapkan organisasi Dinas Provoost Angkatan Darat. Kemudian disusul dengan Keputusan Panglima ABRI Nomor Kep/04/P/II/1984 tanggal 4 Februari 1984 tentang Penyelenggaraan fungsi Kepolisian Militer di lingkungan ABRI dan Kepala Staf TNI AD Nomor Kep/11/XII/1984 tanggal 17 Desember 1984 tentang pencabutan organisasi Dinas Provoost TNI AD dan menetapkan menjadi organisasi Pusat Polisi Militer, yang pada saat itu mempunyai kewenangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya terhadap ke tiga (3) Angkatan (AD, AL, AU) dan Polri yang disebut Bina Tunggal.
Pada era reformasi, setelah berpisahnya Polri dari TNI maka berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1/III/2004 tanggal 26 Maret 2004, Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Kepolisian Militer dilingkungan TNI dilaksanakan oleh Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD), Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) dan Polisi Militer Angkatan Udara (POMAU) yang wewenang komando dan pengendalian operasional Kepolisian Militer berada pada Panglima TNI, dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Kepala Staf Angkatan masing – masing.
Di tingkat Mabes TNI sebagai pembantu dan penasehat utama Panglima TNI dalam bidang Kepolisian Militer dijabat oleh Perwira Tinggi TNI Bintang Dua, sebagai Perwira Staf Khusus Pom (Passuspom) yang dalam hal ini dijabat oleh Danpuspomad.

Tugas-tugas operasi yang dilaksanakan

Disamping melaksanakan tugas pokoknya Polisi Militer Angkatan Darat juga diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas operasi dalam dan luar negeri, antara lain :

Dalam negeri

  1. Menghadapi Agresi Militer Belanda ke I tahun 1947 dan II tahun 1948 pada era perang kemerdekaan.
  2. Penumpasan pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948.
  3. Penumpasan pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo 1949.
  4. Penumpasan Pemberontakan APRA tahun 1950.
  5. Penumpasan Pemberontakan Andi Azis tahun 1950.
  6. Penumpasan Pemberontakan RMS tahun 1950.
  7. Penumpasan Pemberontakan G 30 S/PKI 1965.
  8. Pembentukan Satgas Pomad untuk mengambil alih peranan Cakra Birawa dalam Tugas Pengawalan dan Pengamanan Presiden tahun 1966.
  9. Penumpasan Pemberontakan PGRS/PARAKU tahun 1967.
  10. Peristiwa Malari tahun 1974.
  11. Operasi Seroja tahun 1975.
  12. Penumpasan Gerakan pengacau Hasan Tiro tahun 1977
  13. Tugas Lingkungan Hidup (Operasi Ganesha) tahun 1982 di Sumsel.
  14. Pengamanan Era Reformasi tahun 1998.
  15. Operasi Satgaskum di Ambon tahun 2000.
  16. Operasi Koopslihkam dan Darurat Militer untuk menumpas Gerakan Aceh Merdeka tahun 2003-2005 di Provinsi Nanggroe Aceh Darusallam.
  17. Operasi Pengamanan Perbatasan di Atambua – NTT tahun 1999 – sekarang (Perbatasan RI- Timor Leste).

Luar negeri

  1. Misi UNOGIL di Libanon tahun 1958.
  2. Misi ONUC di Kongo tahun 1960-1963.
  3. Misi ICCS di Vietnam tahun 1973.
  4. Misi UNEF di TimTeng tahun 1977-1979.
  5. Misi UNTAG di Namibia tahun 1989-1990.
  6. Seminar Internasional POM di Hawaii tahun 1987-1990
  7. Misi UNTAC di Kamboja tahun 1992.
  8. Misi UN di Kroasia, Serbia & Bosnia-Herzegovina tahun 1995- 1996.
  9. Misi UNOMIG di Georgia tahun 1995 - 1996.
  10. Misi UNMIS di Sudan tahun 2005.
  11. Tugas Pa Liasion, baik di Malaysia maupun di Markas Besar PBB di New York Amerika Serikat.
  12. Misi UNIFIL di Lebanon tahun 2006 s.d sekarang.

Daftar komandan

Berikut Daftar nama Pejabat Komandan Pusat Polisi Militer TNI dari awal pembentukan hingga sekarang:

Pejabat Komandan Polisi Militer Angkatan Darat

Pejabat Tingkat Puspomad

Pejabat Satuan Pomad Didaerah

  • Danpusdikpom Kodiklat TNI AD : Kolonel Cpm Djuhendi S
  • Danpomdam I/Bukit Barisan : Kolonel Cpm Supriantoro
  • Danpomdam II/Sriwijaya : Kolonel Cpm Eko Sulistio Budi, S.H.
  • Danpomdam III/Siliwangi : Kolonel Cpm Sugeng Subagyo.
  • Danpomdam IV/Diponegoro : Kolonel Cpm Sudirman.
  • Danpomdam V/Brawijaya : Kolonel Cpm Budi Purwono.
  • Danpomdam VI/Mulawarman : Kolonel Cpm Edi Ratemuis.
  • Danpomdam VII/Wirabuana : Kolonel Cpm Sucastiyono.
  • Danpomdam IX/Udayana : Kolonel Cpm Wahyu Sapto Nugroho
  • Danpomdam XII/Tanjungpura : Kolonel Cpm Rudy Yulianto.
  • Danpomdam XVI/Patimura : Kolonel Cpm Rusli Mauthuthiehurie.
  • Danpomdam XVII/Cendrawasih : Kolonel Cpm Sulendra.
  • Danpomdam Jaya : Kolonel Cpm Dedy Iswanto.
  • Danpomdam Iskandar Muda : Kolonel Cpm Bambang Sucokro.
  • Danpom Kostrad : Kolonel Cpm Ujang Martenis.
Satuan Pomad lainnya di daerah terdiri dari 46 Detasemen Polisi Militer, berada di tingkat Korem dan dijabat oleh seorang Pamen Angkatan Darat berpangkat Letnan Kolonel Cpm.

Tugas dan fungsi

Tugas

Polisi Militer TNI Angkatan Darat bertugas menyelenggarakan, penegakan disiplin, hukum dan tata tertib di lingkungan dan bagi kepentingan TNI Angkatan Darat dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Darat untuk menegakkan Kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah darat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Fungsi

Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/49/XII/2006 tanggal 29 Desember 2006, Polisi Militer TNI Angkatan Darat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

Fungsi Organik

  1. Pembinaan Kecabangan. Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan penentuan kebijakan pembinaan organisasi, kesiapan satuan, penelitian dan pengembangan, pengembangan sistem dan prosedur pembinaan tradisi corps untuk mewujudkan kemampuan kesatuan Polisi Militer Angkatan Darat.
  2. Pembinaan Pendidikan dan Latihan. Menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan dilingkungan Kecabangan Polisi Militer, Pembinaan Provost Satuan dilingkungan TNI Angkatan Darat.

Fungsi Utama

  1. Pembinaan Penyelidikan Kriminal dan Pengamanan Fisik. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan Pembinaan dan Operasional Penyelidikan Kriminal dan Pengamanan Fisik.
  2. Pembinaan Pemeliharaan Ketertiban Militer. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan Pembinaan dan Operasional Pembeliharaan, Penegakkan Disiplin, Hukum dan Tata Tertib, Pengendalian Lalu Lintas Militer dan pengurusan Surat Ijin Mengemudi TNI Angkatan Darat serta Pengawalan Protokoler Kenegaraan.
  3. Pembinaan Penyidikan. Meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan Pembinaan dan Operasional Penyidikan Perkara Pidana, serta penyelenggaraan Laboratorium Kriminalistik.

KGB badan intelijen yang telah punah

Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti

KGB atau singkatan dari Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (bahasa Rusia: Комите́т Госуда́рственной Безопа́сности; bahasa Indonesia: Komite Keamanan Negara), adalah nama badan intelijen Uni Soviet dari tanggal 13 Maret 1954 sampai tanggal 6 November 1991.

Sejarah KGB

Felix Dzerzhinsky, kepala Cheka
Cikal bakal KGB adalah sebuah komisi luar biasa Rusia untuk memberantas kontra revolusi dan sabotase yang dinamakan Cheka, yang didirikan pada Desember 1917 dan pertama kali dipimpin oleh seorang Polandia, Felix Dzerzhinsky. Felix sendiri mengatakan bahwa Cheka bukanlah pengadilan namun harus membela revolusi dan menghancurkan musuh meskipun pedangnya tidak sengaja jatuh ke kepala orang yang tidak bersalah. Cheka berdiri ketika rakyat Rusia mulai tidak suka dengan kekuasaan Lenin dan kaum Bolshevik-nya. Memiliki anggota sekitar 31.000 personel dan tugasnya bertambah menjadi semacam sensor dan pemerang agama serta mendirikan kamp-kamp konsentrasi dan kamp-kamp kerja.
Berkas:MarshalBeria.jpg
Marsekal Uni Soviet Lavrenty Beria, kepala NKVD yang paling lama menjabat (15 tahun)
Lembaga Cheka dihapus ketika kaum Bolshevik memenangi Perang sipil Rusia. Namun polisi politik tetap dipertahankan dan bernama GPU (direktorat politik negara) dan menjadi bagian dari NKVD, Komisariat Rakyat Dalam Negeri. Pada tahun 1923 namanya diubah menjadi GPU (Direktorat Negara Gabungan Politik).
Felix Dzerzhinsky terkena serangan jantung setelah berpidato selama 2 jam non-stop dalam pertemuan Komite Sentral Partai Bolshevik dan meninggal dunia tanggal 20 Juli 1926. Untuk sementara posisinya digantikan oleh Yevgeny Tuchkov sebagai kepala GPU. Pada akhirnya GPU digantikan oleh NKVD tahun 1934 dan dipimpin oleh Genrikh Yagoda. Dan pada masa Yagoda inilah Sergey Kirov, Ketua Partai Komunis Uni Soviet cabang Leningrad, tewas ditembak tanggal 1 Desember 1934 di Institut Smolny. Pembunuhnya, Leonid Nikolaev, adalah orang suruhan NKVD yang akhirnya juga ikut ditembak oleh NKVD.
Pembunuhan Kirov ini diduga kuat merupakan perintah dari Stalin, yang merasa tersaingi dengan popularitas Kirov sebagai salah seorang anggota partai. Singkatnya, peristiwa ini menandai dimulainya Teror Besar di Uni Soviet, yang akan dimainkan oleh NKVD. Limapuluh juta rakyat Soviet tewas ditembak maupun kelelahan bekerja di kamp kerja paksa Gulag. Tidak puas dengan hal ini, Stalin pun melancarkan gerakan sapu bersih di jajaran ofisial pemerintahan Uni Soviet dan partai komunis. Banyak pejabat tinggi pemerintahan dan anggota partai yang dibunuh, bahkan badan intelijen pun tak luput dari gerakan sapu bersih Stalin. Genrikh Yagoda dan Nikolai Yezhov turut menjadi korban pembersihan besar-besaran ini.
Lavrenty Beria akhirnya menjabat sebagai kepala NKGB, satu bagian dengan NKVD. Pada tahun 1945 NKGB berubah nama menjadi MGB (Kementerian Keamanan Negara). Lavrenty Beria menjadi anggota politbiro dan pengurus harian Uni Soviet. Namun Beria sendiri dianggap terlalu berpengaruh terhadap Stalin, sehingga setelah meninggalnya Stalin, Beria ditangkap dengan tuduhan menjadi mata-mata Inggris, dan akhirnya ditembak mati tanggal 23 Januari 1953. Dinas rahasia itu sendiri, tanggal 13 Maret 1954, resmi diganti menjadi KGB.

Cara Kerja KGB

Pada prinsipnya, KGB merupakan "pedang dan perisai" Partai Komunis Uni Soviet. Fungsinya sebagai dinas penerangan dan menjaga agar partai dapat tetap terus berkuasa.
Menjadi anggota KGB adalah menjadi bagian elit dalam pemerintahan Uni Soviet. Anggotanya dipilih dengan cermat dan teliti, di antaranya dengan menulusuri universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya. Keluarga pembantu KGB sendiri dapat mengajukan diri menjadi calon anggota. Bekerja untuk KGB ada manfaatnya, bergaji tinggi (lebih-lebih terhadap standar hidup Soviet pada masa itu), hidup lebih mewah, kadang-kadang dikirim ke luar negeri dan termasuk orang yang dapat menerima informasi lebih di Uni Soviet. Semua ini merupakan imbalan bagi loyalitas yang tak tergoyahkan dan isolasi sosial yang dijalani oleh anggotanya, sebagai konsekuensi profesi.
KGB ditempatkan untuk hampir seluruh lapisan masyarakat dari tingkat bawah, personalia perusahaan, flat atau apartemen bahkan pejabat top hingga perwira tinggi. Selain 375.000 tenaga bayaran KGB, juga informan-informan yang melaporkan keadaan negara tetangga (terutama negara-negara Blok Timur). Akibat dari banyaknya personel, banyak surat anonim dan laporan tak berguna, bahkan jatuh korban.
KGB memberi perhatian khusus pada kaum disiden yakni kaum intelektual pembangkang, misalnya yang menuntut kebebasan berbicara dan mendirikan partai politik. Pada masa Yuri Andropov menjabat sebagai kepala KGB akhir 1970-an, KGB menumpas gerakan disiden terorganisasi. Banyak yang diusir keluar negeri, maupun dipenjarakan bertahun-tahun dalam kamp konsentrasi atau masuk rumah sakit jiwa terutama orang orang yang didiagnosis menderita "paranoid gila yang ingin mengubah masyarakat".
Untuk turis dan wisatawan bahkan pelajar dam karyawan asing yang berkunjung ke Uni Soviet, mereka harus melalui kantor wisata Inturis yang merupakan organisasi bagian KGB. Turis pada masa itu hanya boleh mengunjungi tempat-tempat tertentu agar mudah diawasi, juga diadakan pembatasan-pembatasan terhadap para pelajar dan karyawan asing agar tidak terlalu dekat dengan penduduk setempat. Meskipun demikian, KGB juga berusaha merekrut orang asing sebagai mata-mata khususnya di kalangan diplomat dan cendekiawan.
Selain dinas rahasia, KGB juga merupakan dinas informasi atau penerangan. Caranya cukup lazim dengan dinas dinas rahasia atau penerangan lainnya, mengumpulkan informasi dan menganalisa data-data di antaranya baik dari foto satelit, alat penyadap, dan data-data komputer. Berbeda dengan CIA, KGB untuk memperoleh informasinya terutama dari negara-negara asing, lebih banyak memanfaatkan kubu diplomatik. Diperkirakan 70% dari karyawan kedutaan besar Uni Soviet bekerja untuk KGB dan dinas rahasia, yang sebenarnya lazim atau sudah menjadi "rahasia umum" dilakukan oleh setiap perwakilan baik setingkat kedutaan maupun konsulat setiap negara.
Bahkan maskapai penerbangan Aeroflot juga melakukan "tugas rahasia" dari KGB melalui para penerbang yang mengetahui sistem navigasi, kontrol dan pelabuhan udara di berbagai negara yang diterbangkannya. Pesawat komersial bisa saja dilengkapi dengan peralatan spionasi dan bahkan pesawat milik Aeroflot pernah secara "tidak sengaja" terbang di wilayah militer terlarang Amerika Serikat. Namun orang-orang Soviet sepertinya tahu bahwa pemerintah Barat tidak akan menembak jatuh pesawat yang tersesat. Berbeda dengan perlakuan terhadap pesawat Boeing 747 Korean Air milik Korea Selatan yang ditembak jatuh AU Uni Soviet dengan pesawat Su-15 "Flagon" karena dikatakan melintasi wilayah udara terlarang Uni Soviet di kawasan Vladivostok dan Semenanjung Kamchatka, pada tahun 1983.
Meskipun di bagian luar negeri tercatat terdapat 25.000 agen dari 375.000 agen, strategi KGB rupanya mementingkan jumlah banyak. Dinas rahasia Barat sering merasa diawasi dengan banyaknya agen-agen Soviet sehingga jalan keluarnya adalah "mempersona non grata"-kan mereka (yang dicurigai sebagai agen Soviet).
Namun di bawah pimpinan Yuri Andropov (menjabat antara 1967-1981), cara kerja KGB yang dianggap "kasar" itu dibuat lebih halus. Mereka berusaha mengerti banyak tentang keadaan negara mereka tempat bertugas dan tidak ingin kelihatan mencolok. Bahkan untuk memulihkan citranya, KGB membuat semacam "007-nya Soviet".

Pembubaran dan organisasi pengganti

Ketika Uni Soviet berada di ambang keruntuhan pada awal 1990-an, kelompok garis keras Partai Komunis Uni Soviet berkonspirasi dengan KGB mengadakan sebuah percobaan kudeta terhadap Presiden Mikhail Gorbachev, namun gagal. Kudeta ini, ditambah dengan peristiwa-peristiwa lain yang mengikutinya menyebabkan Uni Soviet akhirnya resmi dibubarkan tanggal 25 Desember 1991. KGB lebih dulu dibubarkan secara resmi pada 3 Desember tahun itu juga. Pada tanggal 3 April 1995, Presiden Rusia Boris Yeltsin membentuk badan baru, FSB (Federalnaya Sluzhba Bezopasnosti, terjemahan bahasa Indonesia: Dinas Keamanan Federal). Secara fungsional (dan cara kerja) dinas baru ini masih tetap sama dengan KGB. FSB berperan sebagai badan intelijen dan keamanan domestik (terutama kegiatan anti-terorisme), dan kontraintelijen. Sementara intelijen luar negeri diurus oleh SVR (Sluzhba Vneshney Razvedki, terjemahan bahasa Indonesia: Dinas Intelijen Asing)
Belarus adalah satu-satunya negara pasca Uni Soviet dimana dinas intelijen masih disebut KGB dalam bahasa Rusia. Pendiri KGB, Felix Dzerzhinsky, adalah seorang Polandia yang lahir di Belarus dan masih dianggap sebagai pahlawan nasional di Belarus.
Vladimir Putin, presiden Rusia pada periode 2000-2008 dan perdana menteri pada 2008-2012 (sebelum dipilih kembali menjadi presiden pada tahun 2012), pernah menjadi seorang agen KGB di Berlin, Jerman Timur, berdinas bersama dinas rahasia Jerman Timur, STASI. Sementara itu, Yuri Andropov, Presiden dan Sekjen Partai Komunis Uni Soviet, juga pernah menjabat sebagai kepala KGB.
Nama KGB oleh orang Rusia sendiri sering diplesetkan menjadi "Kontora Grubykh Banditov", yang artinya adalah "asosiasi bandit kasar."

Pentagon

Gedung Pentagon

The Pentagon adalah gedung Departemen Pertahanan AS di Arlington, Virginia dekat Washington D.C., yang berbentuk segi lima (bahasa Yunani: pentagon). Pentagon adalah kantor utama angkatan bersenjata AS.
The Pentagon oleh banyak pihak dilihat sebagai salah satu gedung yang dirancang secara efisien. Sistem gang di dalam gedung ini panjangnya ada 28 kilometer dan luasnya ada 11 hektare. Namun setiap tempat di dalam gedung ini bisa dicapai dalam waktu tujuh menit dengan jalan kaki.
The Pentagon dibangun pada saat Perang Dunia II. Pembangunan dimulai pada tanggal 11 September 1941. Pada 1943, 18 bulan setelah dimulai, gedung ini selesai. Presiden Roosevelt mengira bahwa gedung ini hanyalah gedung sementara saja dan setelah PD II akan dipakai sebagai gedung Arsip Nasional. Pada tahun 1998 gedung ini direnovasi.
Pada saat "Serangan 11 September 2001", pesawat American Airlines Penerbangan 77 ditabrakkan ke gedung ini. Namun bisa dikatakan sebuah keberuntungan dalam musibah, tempat yang ditabrak adalah tempat yang baru direnovasi. Setelah peristiwa ini, renovasi dilanjutkan dan diperkirakan selesai pada tahun 2008.
Pada tanggal 23 Agustus2011, sebuah gempa berkekuatan 5,8 skala Ritcher mengguncang Pentagon. Gedung tersebut mengalami beberapa kerusakan ringan dengan beberapa pipanya yang bocor akibat gempa tersebut.



NSA

Badan Keamanan Nasional

Badan Keamanan Nasional (Bahasa Inggris: National Security Agency, disingkat NSA) adalah sebuah agensi kriptografi milik pemerintah Amerika Serikat, didirikan oleh Presiden Harry S. Truman pada 4 November 1952. NSA bertugas untuk mengumpulkan dan menganalisis komunikasi negara lain, serta melindungi informasi milik Amerika Serikat. NSA mengkoordinasi, mengarahkan, serta menjalankan aktivitas-aktivitas amat istimewa bertujuan untuk mengumpulkan informasi intelijen dari luar negeri, terutama menggunakan kriptoanalisis. Selain itu, NSA melindungi komunikasi pemerintah dan sistem informasi di AS dari agensi lainnya, yang melibatkan kriptografi tingkat tinggi. NSA merupakan bagian dari Dephan AS, dan dikepalai oleh seorang direktur dari militer AS berpangkat Letnan Jenderal atau Laksamana Madya. NSA adalah komponen kunci dari Komunitas Intelijen Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Direktur Intelijen Nasional.

Organisasi

Peran

Markas besar NSA di Fort Meade, Maryland
Kegiatan-kegiatan NSA meliputi penyadapan dan pengamanan. Penyadapan NSA meliputi telepon, komunikasi Internet, komunikasi radio, serta komunikasi-komunikasi lainnya yang dapat disadap. Pengamanan NSA meliputi komunikasi militer, diplomatik, serta komunikasi-komunikasi rahasia atau sensitif pemerintah. NSA merupakan organisasi yang mempekerjakan ahli matematika dan memiliki superkomputer terbanyak di dunia.[2] Namun NSA berusaha untuk tetap low profile, bahkan Pemerintah AS pernah tidak mengakui keberadaannya selama beberapa tahun. Karena itu, NSA sering dipelesetkan sebagai No Such Agency (Tidak ada agensi seperti itu), atau Never Say Anything (Jangan bilang apa-apa).
Karena tugasnya mengumpulkan informasi, termasuk informasi rahasia, maka NSA juga terlibat dalam penelitian kriptoanalisis, pemecahan sandi dan kode. Pendahulu NSA seperti Purple Code, Venona, dan JN-25 sendiri telah berhasil memecahkan banyak sandi pada Perang Dunia II.
Markas besar NSA terletak di Fort George G. Meade, Maryland, sekitar 16 km di timur laut Washington, D.C.. Anggaran yang digunakan NSA dirahasiakan oleh pemerintah AS, namun total penggunaan listrik tahunan NSA saja melebihi 31 juta dolar AS (190 miliar rupiah).[3] Pada tahun 2006, suratkabar AS Baltimore Sun melaporkan NSA berisiko memiliki terlalu banyak beban listrik, yang diakibatkan kurangnya infrastruktur listrik di Fort Meade untuk menjalankan peralatan-peralatan NSA.[4] Selain markas besar di Ft. Meade, NSA juga memiliki fasilitas-fasilitas lain seperti Pusat Kriptologi Texas di San Antonio, Texas. NSA juga terlibat dalam industri keamanan komunikasi, di antaranya pembuatan perangkat keras dan lunak khusus komunikasi aman, pabrik semikonduktor khusus di Fort Meade, serta penilitian kriptografi tingkat tinggi. NSA juga memiliki kontrak dengan perusahaan-perusahaan swasta di bidang riset dan peralatan.

Sejarah

Asal mula NSA dapat dirunut sejak pendirian Armed Forces Security Agency (AFSA, Badan Keamanan Angkatan Bersenjata) pada 20 Mei 1949. Organisasi ini awalnya didirikan di dalam Dephan AS, dibawah komando para Kepala Staf di militer AS. AFSA awalnya bertugas untuk mengatur aktivitas intelijen elektronik dan komunikasi dari intelijen militer di ketentaraan AS. Namun, AFSA hanya memiliki kendali koordinasi yang kecil. Lalu pada 10 Desember 1951, Direktur CIA Walter Bedell Smith mengirimkan memo kepada Sekretaris Eksekutif Dewan Keamanan Nasional AS James S. Lay, menyatakan "kendali dan koordinasi terhadap pengumpulan dan pemrosesan intelijen komunikasi terbukti tidak efektif" dan menyarankan sebuah survei terhadap aktivitas intelijen komunikasi. Usulan ini diterima pada 13 Desember 1951, dan penyelidikan diizinkan pada 28 Desember 1951. Laporan tersebut selesai pada 13 Juni 1952, dikenal sebagai "Laporan Komite Brownell]], dari nama ketua komite Herbert Brownell. Komite ini menyelidiki sejarah aktivitas intelijen komunikasi AS dan mengatakan dibutuhkan koordinasi dan pengaturan yang jauh lebih besar di tingkat nasional. AFSA lalu diganti menjadi NSA, dan peran NSA tidak lagi hanya mencakup intelijen angkatan bersenjata.
Formalisasi dari pembentukan NSA disahkan oleh surat yang ditulis Presiden AS Harry S. Truman pada Juni 1952. NSA didirikan secara resmi melalui revisi National Security Council Intelligence Directive (NSCID) pada 24 Oktober 1952, dan mulai eksis pada 4 November 1952. Surat Truman tersebut nyatanya merupakan informasi rahasia, dan tidak diketahui umum selama bertahun-tahun.

Lambang


     
National Security Agency
Logo NSA
Didirikan: 4 November 1952
Direktur: Letnan Jenderal Keith B. Alexander, dari AD AS
Wakil direktur: John C. Inglis
Anggaran: Dirahasiakan[1]
Jumlah pegawai: sekitar 30,000[1]